0

STANDAR KOMPETENSI GURU

     Dunia pendidikan tentu tidak dapat dilepaskan dari adanya peran seorang guru yang menjadi salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran. Secara formal, guru adalah seorang pendidik dan pengajar di sekolah negeri maupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang yang berlaku.
     Untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik dan pengajar, tentunya guru harus memiliki standar kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan undang-undang. Berdasarkan Permendikanas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, terdapat empat standar kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu:

0

MENJADI GURU MULTITALENTA

Pendahuluan
Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap manusia. Sebab, pendidikan dapat menciptakan berbagai kemajuan dan mewarnai peradaban kehidupan manusia. Manusia yang terdidik cenderung memiliki kemampuan dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi secara rasional, terukur dan sistematis.
Mengacu pada tujuannya, pendidikan diselenggarakan dengan tujuan untuk menciptakan manusia yang berdaya upaya tinggi, kreatif dan inovatif, serta mampu menjawab tantangan dengan baik. Tujuan ini hanya akan tercapai bila pendidikan serta komponen-komponen yang ada di dalamnya tertata dengan rapi.
Salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan adalah kehadiran seorang guru. Tapi perlu digarisbawahi bahwa tidak semua guru mampu memberikan hasil yang memuaskan bagi dunia pendidikan. Guru dituntut tidak hanya mampu menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga harus memiliki kemampuan-kemampuan yang lain, yang dengan kemampuan-kemampuan tersebut guru mampu mengatasi berbagai hambatan sekaligus memenuhi kebutuhan siswa.
Pada dasarnya setiap siswa memiliki beragam bentuk kecerdasan, potensi, kemampuan, karakter dan sifat, dimana semua ini tidak bisa diwadahi hanya dengan satu kemampuan guru berupa kemampuan menyampaikan materi saja. Maka dari itu seorang guru hendaknya memiliki beberapa kemampuan diantaranya, yaitu: kemampuan sebagai manajer, kemampuan sebagai kompetitor, kemampuan sebagai hakim, kemampuan sebagai pelatih, kemampuan sebagai orang tua, kemampuan sebagai seorang motivator, kemampuan sebagai seorang desainer, kemampuan memerankan diri sebagai saudara, kemampuan sebagai peneliti dan kemampuan sebagai teman.
Dengan memahami fungsi dan peranan guru yang sebenarnya serta mengetahui kemampuan-kemampuan yang harus ditunjukkan guru dalam mengajar, maka diharapkan kegiatan belajar mengajar  akan menjadi kegiatan yang benar-benar memberi didikan, bimbingan dan pengarahan kepada para siswa. Tidak menjadi ajang transfer ilmu yang kaku dan kurang kreatif.
0

HUBUNGAN ANTARA ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

A.     KETERAMPILAN BERBAHASA
Keterampilan berbahasa indonesia mencakup: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. Keterampilan berbahasa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi. Komunikasi dapat berupa komunikasi satu arah, komunikasi dua arah, dan multi arah.
  • Komunikasi satu arah terjadi ketika seseorang mengirim pesan kepada orang lain, sedangkan penerima pesan tidak menanggapi pesan tersebut, seperti khotbah, dan berita TV dan radio.
  • Komunikasi dua arah terjadi ketika seseorang mengirim pesan (mengeluarkan ide, gagasan, pendapat) dan penerima pesan (pendengar) menanggapi isi pesan.
  • Komunikasi multi arah ketika pemberi pesan dan penerima pesan yang jumlahnya lebih dari dua orang yang menanggapi. (Abd. Gafur, 1:2009)
Dalam kegiatan komunikasi, pengirim pesan aktif mengirim pesan yang diformulasikan dalam lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan, proses ini disebut dengan encoding. Selanjutnya si penerima pesan aktif menerjemahkan lambang-lambang tersebut menjadi menjadi bermakna sehingga pesan tersebut dapat diterima secara utuh, proses ini disebut decoding.
0

MATERI UAS MATA KULIAH PROGRAM LINIER

Buat teman-temat yang mengambil mata kuliah Program Linier, silahkan download (klik) materi kelompok 1 sampai 7 mata kuliah Program Linier sebagai materi Ujian Akhir Semester 7 mata kuliah Program Linier.

1. Materi Kelompok 1


2. Materi Kelompok 2


3. Materi Kelompok 3


4. Materi Kelompok 4


5. Materi Kelompok 5


6. Materi Kelompok 6


7. Materi Kelompok 7
0

KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN

A. Hakikat Penelitian

Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia.  Sifat tersebut akan mendorong manusia bertanya untuk mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur tentang suatu obyek. Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman atau melalui interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Secara universal, terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini mendasari kehidupan manusia yaitu: (1) logika yang dapat membedakan antara benar dan salah; (2) etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta (3) estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek. Kepekaan indra yang dimiliki, merupakan modal dasar dalam memperoleh pengetahuan tersebut.

Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yang lazim dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi dan korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut didasarkan atas fakta atau realita. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan empirik atau bertolak dari fakta. Dengan demikian, kebenaran ilmu harus dapat dideskripsikan secara rasional dan dibuktikan secara empirik.

Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah melahirkan cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Banyak definisi tentang penelitian tergantung sudut pandang masing-masing. Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu.

0

TUGAS II PROGRAM LINIER (APLIKASI PROGRAM LINIER PADA BIDANG EKONOMI)

Buat teman-teman yang ingin download tugas 2 mata kuliah Program Linier, silahkan klik di sini

0

PHOBIA DAN JENIS-JENISNYA

PHOBIA

Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Phobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Phobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat phobia dengan seorang pengidap phobia. Pengamat phobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap phobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap phobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.

Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek phobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
 
Copyright © ROMY KURNIAWAN'S BLOG